KASUS KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH DAN KELUARGA.



TUGAS
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
“ KESEHATAN MENTAL “





OLEH
JAKOBUS FRANSISKUS SOA FOLO
1501160001




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2018

A.    Kasus kesehatan mental di sekolah

Tak Indahkan Imbauan Bupati, Pelajar di Malaka Rayakan Kelulusan dengan Mencoret Wajah

Kamis, 3 Mei 2018 15:26


POS-KUPANG.COM/TENI JENAHAS
Para pelajar di Kabupaten Malaka yang merayakan kelulusan dengan aksi coret-coret seragam dan berkonvoi kendaraan bermotor, Kamis (3/5/2018). 
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Teni Jenahas
POS-KUPANG.COM | BETUN - Sejumlah siswa-siswi SMA di Kabupaten Malaka merayakan kelulusan dengan mencoret-coret seragam dan konvoi kendaraan bermotor roda dua.Kegembiraan mereka tidak sebatas di sekolah tapi setelah pulang dari sekolah, mereka melakukan aktivitas lainnya sebagai ungkapan kegembiraan.Pantauan POS-KUPANG.COM, Kamis (3/5/2018), sekitar pukul 13.00 Wita, sejumlah pelajar menggunakan sepeda motor berkumpul beberapa menit di lapangan umum Betun.Lalu mereka melanjutkan aktivitas dengan berkonvoi ke tempat yang mereka sudah tentukan.Mereka mengenakan pakaian seragam yang sudah dicoret-coret menggunakan tinta piloks berwarnai-warni. Tak hanya di pakaian, di bagian wajah juga dicoret-coret serta rambut dibuat warna-warni menggunakan tinta piloks.Mereka tampak senang dan bahagia setelah dinyatakan lulus ujian nasional sehingga mereka rela wajahnya dibuat warna warni menggunakan tinta.Informasi yang dihimpun POS- KUPANG.COM, untuk menghindari aksi coret-coret seragam, Pemerintah Kabupaten Malaka sudah mengimbau para kepala sekolah agar peserta ujian yang datang menerima surat lulus wajib menggunakan pakaian adat motif.Tujuannya untuk menghidupkan kembali budaya serta memperkenalkan budaya bagi generasi muda bangsa. Selain itu, dengan menggunakan pakaian motif, pelajar tidak melakukan aksi coret-coret seragam. Pakaian seragam bisa diberikan bagi adik-adik kelas atau orang lain yang membutuhkan.Namun aksi coret-coret seragam ini belum bisa hilang karena ada saja pelajar yang tidak mentaatinya. Di saat ke sekolah menerima surat lulus, semuanya mengenakan busana motif, setelah pulang, sejumlah pelajar mengenakan kembali seragam lalu mencoret-coret. (*)

Dari informasi yang didapat dari salah satu media massa diatas ditemukan masalah bahwa siswa-siswi SMA di Kabupaten Malaka merayakan kelulusan dengan aksi coret-coret pakaian seragam. Para siswa tidak menghiraukan himbauan bupati Malaka untuk mengenakan pakaian motif adat.Selain dengan aksi coret-coret baju, para siswa juga merayakan kegembiraan kelulusannya dengan melakukan konvoi di berbagai titik di Kota Betun. Akibatnya masyarakat pun terganggu.
Hal ini menjadi keprihatinan dalam dunia pendidikan yang bahwasanya kegembiraan kelulusan dirayakan tanpa menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Perilaku coret-menyoret dan konvoi merayakan kelulusan ini termasuk dalam perilaku mental yang tidak sehat. Perilaku ini digolongkan dalam gangguan kepribadian.Hal ini dikarenakan perilaku siswa tersebut cenderung menimbulkan rusaknya hubungan antara si pelaku dengan orang-orang disekitarnya ( Masyarakat,guru dll)

A.    Setelah dianalisis lebih lanjut maka ditemukan penyebab dari perilaku siswa diatas :
Teori yang digunakan yaitu teori Behavioristik,
1.      Menurut teori Behavioristik perilaku siswa diatas didorong oleh adanya  stimulus. Dalam hal ini stimulus yang dimaksud adalah faktor-faktor yang menyebabkan siswa untuk melakukan aksi coret dan konvoi. Apabila dianalisis lebih lanjut maka akan ditemuakan bahwa kebiasaan senior/sekolah ditempat lain untuk merayakan kelulusan dengan aksi coret-coret baju dan konvoi menjadi faktor penyebab siswa di Kabupaten Malaka untuk melakukan hal serupa.Sehingga siswa-siswa di Kabupaten Malaka menganggap perilaku ini merupakan hal yang baik dan meniru  perilaku tersebut
2.      Kurangnya Punishment (Pemberian Hukuman) dari guru ataupun orang tua. Dalam Teori Behavioristik punishment berfungsi untuk mengurangi/menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Kurangnya pengawasan dari pihak orang tua juga menjadi penyebab siswa untuk melakukan aksi coret-coret baju dan konvoi. Selain itu tidak kuatnya kontrol guru dalam menerapkan aturan sekolah juga menjadi penyebab dari munculnya perilaku diatas.
3.      Dalam pengkondisian operant yang dikemukakan oleh B.F Skinner maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pihak keluarga/guru belum mampu memberikan penguatan negatif terhadap perilaku siswa. Adapun tujuan penguatan negatif yaitu untuk menguatkan perilaku positif siswa dengan memberikan stimulus-stimulus yang negatif. Dalam hal ini modus yang bisa digunakan guru yaitu
a.       Menahan ijasah apabila tidak memakai baju adat pada saat pengumuman kelulusan.
b.      Bekerjasma dengan pihak kepolisian untuk menjaga lingkungan sekolah dan memeriksa kendaraan milik siswa.
c.       Dan lain-lain
4.      Menurut teori Behavioristik perilaku siswa diatas juga merupakan akibat dari pengaruh lingkungan yang membolehkan siswa untuk melakukan aksi tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa teori behavioristik berpandangan bahwa manusia sebagai individu yang pasif. Semua tindakan dan perilaku yang dimunculkannya merupakan hasil proses belajar dalam hidup yang diperoleh dari lingkungannya ( keluarga,teman sekolah)

B.     Peran Bimbingan Konseling dalam menangani kasus diatas yaitu dengan memberikan layanan-layanan baik yang bersifat pencegahan maupun pengentasan masalah.
Bersifat pencegahan
1.      Konselor bisa menginformasikan tentang himbauan untuk tidak mencoret baju dan konvoi dengan memberikan layanan Orientasi kepada murid-murid baru. Konselor bisa mendatangkan pihak kepolisian untuk mempertegas akan larangan melakukan aksi coret dan konvoi dalam perayaan kelulusan.
2.      Konselor memberikan layanan klasikal dan bimbingan kelompok tentang larangan melakukan aksi coret baju dan konvoi serta hal-hal yang mesti dilakukan pada saat perayaan kelulusan.
Bersifat pengentasan
1.      Konselor melakukan layanan konseling individual maupun konseling Kelompok terhadap siswa yang melakukan aksi coret dan konvoi.
2.      Adapun aplikasi teori Behavioristik yang bisa digunakan konselor untuk mengurangi perilaku diatas yaitu
a.       Menggunakan penguatan diferensial : konselor bisa menghimbau para siswa untuk memakai pakaian yang disukai pada saat pengumuman kelulusan/wajib memakai jas.Yang mana bisa diprediksi tidak akan dicoret siswa.
b.      Hentikan penguatan : konselor mengkritik perilaku coret baju dan konvoi.
c.       Hilangkan stilmulus yang diinginkan :Dengan tekhnik biaya respon  maka konselor bisa menggunakan modus menahan ijasah siswa yang melakukan aksi coret dan konvoi.
d.      Hadirkan stimulus yang tidak disukai : menghadirkan stimulus yang tidak disukai bisa dilakukan dengan memberikan hukuman bagi siswa yang melakukan aksi coret. Hukuman bisa berupa teguran verbal,peringatan kepada orang tua tidak membolehkan membawa sepeda motor dll. Selain memberikan efek jera,tekhnik ini juga bisa menegaskan agar siswa lain tidak mengikui perilaku tersebut




B.Kasus kesehatan mental di keluarga
Setelah Renggut Perawan Anak Gadisnya, Ayah Bejat ini Minta Jatah 3 Hingga 4 Kali Setiap Minggu
Selasa, 17 Oktober 2017 10:56
POS-KUPANG.COM, PASIRPANGARAIAN-- Untuk bisa mencabuli anak kandungnya sendiri, seorang ayah di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, mengancam anak kandungnya dengan ancaman yang mengerikan.
Kapolres Rohul AKBP Yusup Rahmanto, melaui Paur Humas, Ipda Suheri Sitorus mengungkapkan, sesuai cerita Mawar ke ibunya, awal kejadian sekitar tahun 2014.
Ia menambahkan, kejadian tersebut terjadi ketika korban sedang mencuci piring. Saat itu sekitar pukul 15.00 WIB, ayahnya REL memanggil dirinya dan meminta korban memijat kepalanya.
Saat korban memijit kepalanya, ayahnya justru memegang-megang tubuh korban, termasuk daerah sensitif bagian dadanya. Mawar sempat menolak dan mengatakan "Jangan pak".
Bukannya takut, justru pelaku REL mengancam anaknya Mawar hingga korban harus mematuhi kehendak ayahnya. Kalau tidak mau menuruti, ayahnya mengancam akan membunuhnya beserta keluarganya.
"Mendengar ancaman tersebut korban merasa takut, dan tak berdaya untuk menghadapi perlakuan dari ayah kandungnya sendiri," katanya, Senin (16/10/2017).
Ipda Suheri menerangkan, Kejadian pertama hingga merenggut keperawanan Mawar bukanlah yang pertama dan terakhir.
Setelah kejadian tersebut, REL malah keseringan minta 'jatah' ke anaknya yang masih di bawah umur tersebut.
Bahkan Mawar, tambah Ipda suheri, dengan terpaksa harus melayani nafsu bejat ayahnya antara tiga sampai empat kali setiap minggu, sejak 2014 silam dan terakhir 30 September 2017, masih di rumah mereka sendiri, saat rumah sedang sepi.
"Karena tidak tahan dengan kelakuan bejat ayahnya, Mawar kabur dari rumahnya ke daerah Padang Lawas," imbuhnya.(*)

A.    Setelah dianalisis lebih lanjut maka penyebab dari perilaku pelaku diatas :
Teori yang digunakan yaitu Teori Psikoanalisa,
1.      Menurut teori Psikonalisa tindakan si Ayah diatas disebabkan oleh dominasi peran id    dan terkikisnya super ego dalam kepribadian si Ayah. Adapun ciri utama dominasi id yaitu keinginan untuk memenuhi kepuasan secara terus menerus. Akibatnya sang Ayah pun tidak mempedulikan norma sosial (Super ego) dan terus melakukan tindakan bejatnya.
2.      Masa kecil sang Ayah yang tidak berkembang sebagaimana mestinya. Khususnya dalam fase-fase 5 tahun pertama.Sang ayah mengalami fiksasi dalam fase anal,oral dan phalic sehingga mengalami gangguan/kelainan seks.

B.     Peran Ayah dan Ibu bagi  Anak
1.      Perilaku yang patut dicontoh Artinya, setiap perilakunya tidak sekedar bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-anaknya. Oleh karena itu pengaktualisasiannya harus senantiasa dirujukan pada ketaatan pada nilai-nilai moral.
2.      .Kesadaran diri ini juga harus ditularkan pada anak-anaknya dengan mendorong mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang prilaku yang taat moral. Karena dengan komunikasi yang dialogis akan menjembatani kesenjangan dan tujuan diantara dirinya dan anak-anaknya.
3.      Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya, terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai moral. Dengan perkataan lain orang tua telah mampu melakukan kontrol terhadap perilaku-perilaku anak-anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai moral sebagai dasar berperilaku.
4.      Upaya selanjutnya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-nilai moral data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang disebut momen fisik. Hal ini data mendukung terciptanya iklim yang mengundang anak berdialog terhadap nilai-nilai moral yang dikemasnya. Misalnya adanya hiasan dinding, mushola, lemari atau rak-rak buku yang berisi buku agama yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih, teratur, dan barang-barang yang tertata rapi mencerminkan nafas keteraturan dan kebersihan; pengaturan tempat belajar dan suasana yang sunyi mencerminkan nafas kenyamanan dan ketenangan anak dalam melakukan belajar, pemilihan tempat tinggal dapat berisonansi untuk mengaktifkan, menggumulkan, dan menggulatkan anak-anak dengan nilai-nilai moral.
5.      Penataan lingkungan fisik yang melibatkan anak-anak dan berangkat dari dunianya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam kepemilikan terhadap nilai-nilai moral dan semakin terundang untuk meningkatkannya. Hal tersebut akan terjadi jika orang tua dapat mengupayakan anak-anak untuk semakin dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai moral.

C.    Peran Bimbingan Konseling
Bersifat pencegahan
1.      Konselor bisa melakukan kunjungan rumah (Home visit) guna untuk mendeteksi sejak dini adanya kelainan seks dalam keluarga.
Bersifat pengentasan
1.      Melakukan konseling individual terhadap pelaku dan bekerjasama dengan psikiater dalam penanganan masalah mental pelaku.
2.      Konseling individual kepada korban secara intensif dan bekerjasama dengan pihak keluarga guna mengurangi trauma korban.




.TERIMAH KASIH



YOFAN FOLO

Comments