FILOSOFI NGEU/WETI"Makan Sirih Pinang"


Filosofi makan sirih pinang dalam masyarakat Kabupaten Ngada Kecamatan So'a mengandung makna mendalam yang terkait dengan adat istiadat dan kehidupan sosial keseharian mereka. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari, tetapi juga sebagai simbol dalam berbagai acara penting, seperti upacara adat dan lamaran pernikahan.

*Simbol Persahabatan dan Sambutan: Sirih pinang digunakan sebagai tanda sambutan hangat ketika menerima tamu. Menjamu dengan sirih pinang mencerminkan rasa hormat dan penghargaan tuan rumah kepada tamu. Ini adalah cara untuk mempererat hubungan sosial dan menunjukkan keramahan.

*Unsur Ritual Adat: Dalam berbagai upacara adat, sirih pinang sering digunakan sebagai bagian dari ritual. Kehadiran sirih pinang melambangkan kehadiran leluhur dan roh pelindung yang diharapkan memberikan berkah dan perlindungan.

*Tanda Sah Lamaran Pernikahan: Proses lamaran dalam adat So'a melibatkan pemberian Ripe Weti (tempat simpan sirih pinang) oleh pihak pria kepada pihak wanita. Jika seorang gadis menerima Ripe Weti dan menggantunya di Hazo (tempat pusaka), hal ini menandakan bahwa gadis tersebut menerima lamaran pria tersebut. Tindakan ini adalah simbol kesediaan dan penerimaan wanita terhadap pria yang melamarnya, sekaligus menandai persetujuan keluarga wanita terhadap lamaran tersebut.

*Simbol Kesatuan dan Komitmen: Dengan menerima dan menyimpan sirih pinang di Hazo, wanita menunjukkan komitmennya untuk membangun keluarga bersama pria tersebut. Ini juga menunjukkan bahwa keluarga besar wanita mendukung hubungan tersebut dan siap untuk menjalin hubungan kekerabatan dengan keluarga pria

Hasil ketikan jari dalam kesepian senja di kota karang

           Kupang,31 Juli 2024

📝A.l.w

#Literasi

#culture

Comments